Langsung ke konten utama

ANTARA MENIKAH DAN CITA-CITA


ANTARA MENIKAH DAN CITA-CITA





Menikah dan Cita-Cita, dua hal yang sedang difikirkan oleh mereka yang sedang menginjak usia dua puluh tahun keatas. Terutama mereka yang baru saja lulus kuliah dan mereka yang baru saja mendapatkan kerja. Sebuah pilihan yang sulit untuk diduga, tekanan dari berbagai sisi membuat hati gelisah. Tertancap didalam jiwa untuk memilih keduanya, namun hati kecil selalu bertanya, ‘dapatkah kau menjalaninya?’ bimbang pun semakin menjadi-jadi, membuat fikiran tak henti untuk bekerja.

Setiap orang memiliki keinginan untuk mecapai sesuatu, mencapai keinginan yang sejak dahulu ia rencang sedemikian rupa, agar terorganisir dengan baik. Dari yang plan A, plan B, dan seterusnya, mengingat impian dan cita-cita merupakan hal yang wajar untuk mereka yang memiliki rencana dan progres masa depan.
Berbagai hal akan ia lakukan guna menjadi penunjang sebagai jembatan untuk menuju impian dan cita-cita tersebut. Islam sangat menganjurkan kita untuk memiliki impian dan cita-cita, secara umum cita dan impian yang dimaksud adalah untuk hidup bahagia dunia dan akhirat. Siapa sih yang tidak mau hidup bahagia? Pertanyaan yang super sekali.
Bahagianya seseorang memang tak selalu sama, cara dan prilakunya dapat kita nilai bahwa setiap orang memiliki cara bahagianya masing-masing. Kita bisa bilang cara yang kita lakukan dapat membuat kita bahagia, namun tidak untuk orang lain, bisa jadi tindakan yang mereka lakukan dapat membuat bahagia mereka, namun tidak untuk kita. Itulah perbedaan yang sangat mendasar mengenai sebuah kebahagian.

lihat juga: peran ibu dalam membentuk mental si anak


Banyak orang mencari kebahagian sampai lupa akan aturan, banyak orang mencari kesenangan tanpa lupa akan kehidupan masa depan. Kita sering melakukan banyak hal, namun apa yang kita lakukan tidak beriringan dengan cita-cita dan impian kita, alhasil nilainya akan Nol. Timbul berbagai penyesalan dan terpuruk ditengah jalan.
Guru saya pernah mengatakan, “Jangang tangisi keadaan yang saat ini kita rasa dan kita jalankan, namun tangisilah impian atau cita-cita yang sampai saat ini belum kita perjuangkan”.

Sungguh menusuk di dalam jiwa, tanpa kita sadari banyak peluang yang kita abaikan dan banyak kesempatan yang kita sia-siakan, sebenarnya itu peluang kita untuk mencapai suatu cita-cita yang mungkin selama ini kita impi-impikan. Jelas dalam pepatah itu, mengindikasikan kepada kita semua! Bahwa cita-cita dan impian butuh pengorbanan dan perjuangan.
Ehmmm …,

Implikasi perjuangan akan menentukan masa depan, memang bukan kita menentukan namun kita turut andil dalam merancang.
Merancang banyak hal, bisa jadi merancang untuk pernikahan. Lah kok jadi ke pernikahan? Hemmm ….
Oke, kita lanjut! Mungkin sebagian dari kita tidak hanya memikirkan cita-cita dan impian saja. Salah satunya mungkin menikah! Apalagi diusia yang relative memang sudah dianjurkan untuk menikah.

Menikah bukan perkara yang mudah. Menyatukan dua keluarga besar dalam ikatan cinta, membimbing rumah tangga bagi dia (Laki-laki) yang memiliki otoritas penuh dalam kepemimpinanya. Kapal akan menjadi nyaman bila nahkoda memiliki pendamping yang cerdas, dermaga akan menjadi indah apabila ada yang memfungsikan.

Begitujuga dengan menikah, yang memang harus bisa memilih siapa yang bisa diajak untuk bisa menyatukan cita-cita, bukan hanya cita-cita kita namun juga cita-cita pasangan kita. Jangan pernah kita memanfaatkan keotoriter kekuasaan kita dalam mempengaruhinya, biarkan cinta yang berbicara, dalam menentukan mahligai dambaannya.
Berbahagialah mereka yang memiliki cita-cita untuk menikah!

Jadi, tidak ada pilihan, antara menikah dan cita-cita! Keduanya harus kita perjuangkan dan tidak harus ada yang kita korbankan. kerena jika niatnya baik, maka akan menjadi nilai ibdah disisi tuhannya.

Untuk itu teruslah belajar! Belajar bagaimana untuk bisa memfungsikan keduanya. Dan apabila titiknya sudah sampai, maka kita hanya tinggal menjalankan dengan kebahagiaan. Apabila kita bosan, ingatlah perjuangan dan pengorbanan.

Komentar