Langsung ke konten utama

PERAN IBU DALAM MEMBENTUK MENTAL HEALTH PADA ANAK







Anak merupakan harta berharga yang Allah titipkan kepada hamba yang telah Allah percayakan padanya. Mendapatkan seorang anak, merupakan cita-cita sepasang suami/istri yang sah, baik bagi agama maupun negara, anak akan menjadi penerus keturunan mereka, dan tentunya anak yang sholeh dan sholeha menjadi dambaan para orang tua. Untuk mendapatkan anak yang berkualitas, tentunya dimulai dari diri kita sebagai orang tua. Terutama Ibu, memiliki peran yang sangat sentral terhadap perkembangan watak, karakter, dan kepribadian anaknya.
Pepatah Arab mengatakan, “Al-Ummu madrasah Al-Ula” yang artinya, Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Peran Ibu, memang menjadi prioritas pertama dalam terbentuknya karakter seorang anak. Ia akan menjadi madrasah pertama dalam kehidupan anaknya sebelum mengenyam bangku pendidikan formal. Ibu yang memiliki kepekaan terhadap itu, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan selagi pikiran anaknya masih bersih dan masih dalam dekapannya.
Secara perlahan, Ibu yang berpendidikan dan memiliki kepekaan, serta waktu yang banyak, akan membentuk kepribadian anak, menjadi pribadi yang berkarakter, mandiri, tanggung jawab, serta bertingkah laku yang baik. Namun yang terpening adalah moral sang anak. Bagaimana seorang Ibu mampu memberikan pendidikan sehingga moral anak terbentuk menjadi mental yang sehat. Sebagai analogi yang mudah, kalau moral mereka baik, maka lingkungan dan orang-orang di sekitar mereka juga ikut merasakan kebaikan.
Namun sebaliknya, tidak sedikit pula para Ibu mengartikan pendidikan anak hanya sudah bersekolah. Peran mereka hanya membiayai dan memberikan fasilitas yang menjadi kebutuhan sang anak. Pandangan ini tidak bisa dipermasalahkan, banyak juga karekter dan mental seorang anak baru bisa dibentuk ketika berada di dunia pendidikan formal. Hal itu, mungkin terpengaruh terhadap lingkungan yang positif, karena memang, lingkungan juga bisa menjadi peran terbentuknya karakter dan mental anak.
Merriam Webster, mengertikan Kesehatan mental atau mental health sebagai suatu keadaan emosional dan psikologis yang baik, dimana individu dapat memanfaatkan kemampuan emosi, serta dapat berfungsi dalam komunitasnya, dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan menurut Karl Menninger, individu yang mentalnya sehat merupakan mereka yang memiliki kemampuan, dan sanggup untuk menahan diri untuk menunjukkan kecerdasan, serta memiliki sikap hidup yang bahagia.
Pada intinya, kesehatan mental lebih pada keberadaan dan pemeliharaan mental yang sehat. Bermental sehat merupakan pribadi yang menampilkan tingkah laku yang bertanggung jawab, dan bisa diterima masyarakat pada umumnya. Sikap hidupnya teratur sesuai dengan norma dalam kelompok sosial masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan. Untuk itu, perlu menanamkan pendidikan mental pada anak, agar pola pemikaran mereka sudah teratur sejak dini.
Berikut, hal-hal kecil yang bisa para Ibu ajarkan pada buah hatinya, agar mereka menjadi sosok yang bermental sehat, dan dapat membentuk pribadi yang berkarakter, dan bermoralitas:
1. Menanamkan Pengetahuan Spiritual
Sebagai warga Negara yang baik, Ibu harus bisa mengajarkan pengetahuan spiritual pada anak-anaknya. Pengetahuan spiritual, dapat membuka jalan berfikir agar mereka bisa mengetahui siapa diri mereka, menemukan kebahagiaan dan makna dari kehidupannya. Sebagai madrasah pertama, Ibu harus sanggup untuk memberikan pemahaman itu pada anak-anaknya, karena pengetahuan spiritual sangatlah penting untuk ditanamkan sejak dini. Mendidiknya dengan cara yang sederhana, dengan kemampuan yang ia miliki. Kenalkan agama yang kita anut pada mereka dengan cara yang halus dan lembut, agar mereka tersentuh dengan cara itu.
2. Menanamkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab
Kedisiplinan dan tanggung jawab merupakan dua hal yang saling berkaitan. Menanamkan rasa displin dan rasa tanggung jawab pada anak sejak dini, sangat wajib bagi Ibu yang selalu bersama si kecil. Memberikan contoh yang baik, dan mengajarkan mereka tentang hal-hal yang baik. Maka akan tertanam dalam dirinya untuk selalu berbuat baik. Tidak rumit, sebagai seorang Ibu untuk mengajarkan itu pada anaknya. Contoh, setiap pagi Ibu selalu mengarahkannya untuk mandi serta menjaga kebersihan kamar, dan memberikannya tanggung jawab, ketika setelah bermain, permainan itu harus dikemas. Ajarkan itu pada mereka sejak dini, agar mereka terbiasa untuk bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan, dan agar mereka selalu disiplin dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Ibu juga dapat memberikan penghargaan dalam rangka prestasi yang telah ia lakukan. Dengan begitu akan terbentuk kepribadian yang mandiri dalam pembentukan mental yang sehat.
3. Toleransi dan Kepribadian yang Baik
Kenalkan sifat toleransi pada anak, karena kita hidup di atas Negara BHENIKA TUNGGAL IKA, berbeda-beda tapi tetap satu tujuan. Cara ini mungkin lebih mudah untuk kita sebagai orang tua, terutama Ibu untuk memberikan pemahaman kepada mereka, bahwa kita hidup berdampingan dan menyatu pada banyaknya bahasa, suku, ras, bahkan agama. Mengenalkan itu pada mereka sejak dini, agar suatu saat nanti tidak anti selain darinya, dan dapat menghormati dan mengahargai setiap perbedaan yang meraka jumpai. Sehingg dapat membentuk kepribadian mereka menjadi kepribadian yang baik, bukan hanya dilingkungan mereka, namun juga diluar dari lingkungan itu.
4. Inovasi, Motivasi, dan Berfikir Positif
Ajarkan anak untuk selalu menciptakan hal-hal yang baru, terus berinovasi pada apa yang akan mereka lakukan. Karena ini mampu membuat sianak semakin kreatif dan selalu memberikan inovasi-inovasi untuk membangun kepribadiannya agar menjadi pribadi yang unggul. Sehingga prestasi-prestasi yang positif selalu ia ukir, dengan prestasi tersebut ia akan selalu termotivasi dan berkeinginan untuk berkompetisi serta melampaui prestasi orang lain, bisa dikatakan merupakan sebuah universal manusia. Dan ajarkan mereka untuk selalu berfikir positif, dalam keadaan apapun dan dalam hal apapun, karena dengan begitu sianak tidak akan menyalahkan siapapun, apabila suatu saat nanti ia mengalami kegagalan.

Untuk itu, sangat penting peran seorang ibu, yang menjadi wadah madrasah pertama dalam perkembangan mental anaknya, untuk mengajarkan dan menanamkan pengetahuan 4 hal kecil di atas, agar terbentuk menjadi pribadi yang kuat, bertanggung jawab, bermental baja, berkarakter, dan bermoral yang baik. Ibu adalah gudangnya ilmu, pusat peradaban, serta wadah untuk menampung dan menghimpun sifat-sifat yang ber-ahlakul karimah. Dan menjadikan mereka sebagai manusia yang memiliki integritas serta memiliki visi dan misi kehidupan.
Peran yang sangat sakral ini, menuntut seorang Ibu untuk terus belajar dan meng-upgrade diri agar ilmunya dapat memadai dalam pembentukan mental yang sehat dan karakter yang kuat pada anak-anaknya. Karena untuk mencetak generasi yang berkualitas, diperlukan tenaga pendidik yang berkualitas pula.
Dengan begitu, teruslah belajar dan asah kemampuanmu para Ibu. Teladanilah sikap wanita Anshar yang tidak pernah malu untuk bertanya tentang masalah agama kepada Rasul dan para sahabat, dan teladanilah juga para shohabiyah yang bahkan meminta kepada Rasululloh untuk mengajari mereka di hari tertentu. Untuk itu, tidak ada kata tidak mungkin, akan bermunculan kembali Aisyah-Aisyah yang memiliki pandangan yang luas dan pemahaman yang mendalam tentang agama.



Daftar Pustaka;


Sumodiningrat Gunawan dan Ari Wulandari. Revolusi mental: pembentukan karakter bangsa Indonesia, Media Pressindo: Yogyakarta, 2015. Cet. 1.
Dewi Kartika Sari, Kesehatan Mental. Lestari MediaKreatif. Semarang: 2012. Cet. 1.
Wijayanti, Daru. Revolusi Mental:stop! Penyalahan narkoba, Indoliterasi. Yogyakarta:2016. Cet. 1

Komentar