Langsung ke konten utama

WAKTU YANG BERSAHABAT

 


 

“Sekuat apapun perencanaan kita, jika bukan jodoh! Maka tidak akan berjalan lancar rencana itu. Namun sebaliknya, sesederhana apapun perencanaan kita, jika memang jodoh! Maka akan berjalan dengan lancar, sesuai dengan keinginan kita” (Bujang Ahmad)

 

            Sobat, catatan kita kali ini berkenaan dengan persahabatan. Mungkin teman-teman sekalian pasti sudah tahu persahabatan itu apa ...! Yaaa betul sekali, tidak perlu lagi saya deskripsikan apa itu sahabat. Tapi mungkin, perspektif teman-teman sekalian yang dimaksud sahabat itu adalah teman yang bisa diajak berbicara, tertawa bareng, senang bareng, sakit bareng, jalan-jalan bareng, pokoknya semua serba barengan.

            Namun kali ini, bukan sahabat seperti itu yang di maksud. Nah! Sesuai dengan qoutes penulis di atas, bahwa sahabat yang di maksud adalah bersahabat dengan waktu. Betapa banyak di antara kita, merencanakan suatu hal, namun tak berjalan lancar sesuai kemauan. Namun sebaliknya, hal yang tidak kita usahakan dengan maksimal yang bahkan mungkin, tidak kita fikirkan sama sekali hadir dengan sendirinya. 

            Penulis punya dua cerita, dari pengalaman pribadi penulis. Yang pertama, Suatu ketika penulis pernah berbicara dengan teman, penulis bermaksud untuk mengajak dia liburan bareng di salah satu tempat, waktu sudah kami tentukan, perlengkapan juga sudah kami persiapkan. Namun dua hari sebelum keberangkatan dia mendadak untuk meng-cancel rencana yang telah kami bangun seminggu sebelumnya. Alasannya, ya urusan keluarga, dan kepentingan pribadi yang tidak bisa dia tinggalkan.

lihat juga: berfikir positif

            Cerita yang kedua, setelah pelaksanaan program kampus selama empat puluh hari. Penulis di ajak liburan bareng oleh teman, waktu sudah ditentukan, lusa kami berangkat, sedangkan lokasinya juga sudah kami tentukan. Awalnya hanya empat orang yang ikut, namun setelah kami chat pribadi dan grup whatsaap teman-teman yang lainnya. Ada yang ikut, dan tidak sedikit menolak, karena alasan mendadaklah, tidak ada uanglah, tidak diizinkan orang tualah, dan masih banyak lagi alasan-alasan yang masuk di aplikasi whatsaap ini. dan akhirnya kami pun berangkat dengan sepuluh orang, yang waktu persiapannya hanya dua hari. Memang tidak maksimal, namun itu terealisasikan.

            Dari dua cerita di atas, banyak kredit poin yang kita dapatkan, di antaranya adalah:

Pertama, tentang waktu. Kerap kali kita merencanakan sesuatu dari jauh hari, alasannya supaya persiapannya maksimallah, biar perencanaannya matanglah, dan lain sebagainya, tapi tidak jadi. Namun tanpa kita sadari tak sedikit pula hal yang tidak kita rencanakan, dan persiapan hanya seadaannya, malahan itu dapat terealisasikan. Ini semua tentang waktu, kalau memang sudah waktunya kita untuk berangkat, maka insyaallah akan dimudahkan urusan kita. Namun sebaliknya, kalau waktu itu bukan jodoh kita, maka jangan kecewa!

Kedua,  kita hanya bisa berencana dan berusaha, selebihnya biar kekuatan tangan ketiga yang bekerja. Ingat! Rencana Tuhan adalah yang terbaik, dan yang paling tahu tentang kita dan yang terbaik untuk kita adalah Allah Tuhan Seluruh Alam, bukan orang tua, bukan keluarga, bukan teman, bukan sahabat, apalagi pacar. Untuk itu teruslah berusaha, jangan menyerah, lakukan apa yang bisa kita lakukan, jangan pedulikan asumsi-asumsi orang yang tidak mau kita untuk maju dan berkembang, jangan kita jauhi, tapi kita ambil pelajarannya. Ingat! Allah lebih mengetahui kita.

Ketiga, berfikir positif. Ini adalah hal yang sederhana namun kerap kali kita lupakan. Kekuatan berfikir positif ini luar biasa, ada sel-sel yang bergerak cepat dan merotasi otak kita agar tidak terjebak pada lobang-lobang yang akan mengecewakan kita. Dengan berfikir positif kita akan mengubah kekuatan besar, yang akan merobohkan singgasana yang selama ini telah kita bangun. Kalau tidak mau roboh tanamkanlah tamengnya, dengan apa? Pikiran positif!

 

 

 


Komentar