Ungkapan
di atas menggambarkan, bahwa setiap makhluk yang di ciptakan di dunia ini pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebaik-baiknya orang pasti ada
buruknya, dan seburu-buruknya orang pasti ada baiknya. Orang yang selalu
bermaksiat kepada Tuhannya, ia masih memiliki masa depan untuk bertaubat, dan
orang alim pasti memiliki masa lalu yang mencekam.
Jadi,
tidak perlu bagi kita untuk membanding-bandingkan diri kita dengan orang yang
lain, nikmati, syukuri, dan terima dengan akal sehat apa yang telah di berikan
kepada kita selama ini. Buang yang keruh, ambil yang jernih. Tidak perlu untuk
menyalahkan siapapun dan apapun setiap kegagalan yang menimpa diri kita. Dari
setiap itu, pasti kita lalui, dan ia akan menjadi masa lalu yang kita bisa belajar
dan mengambil hal-hal yang positif dari kejadian itu.
Carilah
baik dalam buruknya orang, itulah adalah akhlak. Carilah buruk dalam kebaikan
diri sendiri, itulah ikhlas.
Kuncinya
adalah belajar! Belajar untuk memahami diri sendiri, belajar untuk menerima
kelebihan dan kekurangan diri sendiri, jangan berlebihan dalam menyikapi setiap
kesalah dan kegagalan, dan juga sebaliknya, jangan terlena dan terbawa suasana
akan kelebihan yang telah di berikan pada kita.
Mulai
sekarang, yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki, memperbaiki, memperbaiki
diri sendiri. Serta memaafkan kesalahan orang lain. Ambil positif dari
kesalahannya dan ambil keburukan di setiap kebaikan kita. Dengan itu kita bisa
menjadi diri sendiri, dan berdamai dengan lingkungan yang bisa membuat kita
semakin dewasa.
Komentar
Posting Komentar