Hanya soal waktu yang akan menjawab perasaan ini. Bila memang takdirnya, ia kan hadir dengan sendirinya, membawa sejuta impian dan cita-cita yang selama ini ia doakan padanya. Memang tak semudah apa yang di rasakan, juga tidak sesulit apa yang telah di lewatkan. Hanya ingin bersama walau berjauhan di sementara waktu.
Aku ingin mendekapnya, seperti dekapan senja pada bumi, namun aku tidak ingin
mendekapnya seperti awan pada hujan, yang rela membiarkannya pergi lalu tak
akan kembali, dengan membasahi segala hal yang ia lalui.
Aku
cemburu! Jika ia berpaling dariku, jika ia memprioritaskan yang lain dari pada
aku. Aku ingin bercerita dengannya, dan menghasilkan bukti nyata yang bukan
hanya berasal dari pembicaraan. Aku sudah menjelaskan sebaik mungkin akan
kecemburuanku, namun pilihan ada padanya, sekuat apapun kita mencoba, jikalau
ia ingin lepas dari dekapan beta, maka relakan ia pergi! Pergi ketempat yang ia
ingin labuhi.
Aku
hanya media, sebuah wadah, yang kapan pun siap untuk di isi, namun aku akan
tetap menyaring dan menakarnya, agar yang terseleksi adalah mereka yang siap
untuk di segala arah dan menjalankannya.
Aku
ingin kau peka, akan keadaan yang selama ini terus ku kodekan. Tak peduli,
seberapa besar rasa itu. Yang aku pedulikan adalah kepekaan dan rasa khawatir
yang melekat erat di dalam jubahmu. Tak maukah kamu mencoba untuk
mengembangkannya kembali, sehingga tercipta rasa nyaman yang pernah
menghampiri.
Aku
menunggu itu, sampai engkau peduli dengan perasaan dan keadaan ini.
Komentar
Posting Komentar