Langsung ke konten utama

TITIK TERENDAH

 



 

Engkau, aku, dia, mereka, dan kita semua pasti sudah pernah mengalami di titik terendah dalam kehidupan, entah itu di bidang apa, pastinya pernah mengarungi hal itu.

Pahit, manis, asin, asam, dan rasa yang lainnya bercampur aduk menikmati kegundahan hati dan pikiran saat itu. Saat di mana, dua alat itu butuh amunisi, dan kekuatan yang baru untuknya bisa bereksplorasi kembali.

Menegakkan komitmen diri, merajut asa yang kembali, berjuang demi ikatan batin yang sempat pergi. Akhirnya kembali dengan semangat juang yang tak henti-hentinya memotivasi diri.

Namun kembali lagi, dengan apa yang telah di alami, yang telah menjadikan diri sebagai budak implementasi yang tak tahu tujuan dari komitmen yang di buat untuk mengekang diri.

Akhirnya terjatuh pada situasi yang membingungkan. Mau ke sini salah, mau ke sana salah, berdiam diri pun tetap salah. Di kondisi inilah terjadinya perdebatan, pergejolakan, perseteruan antara hati dan pikiran.

Ketidak singkronan inilah, yang membuat terjadinya ketidak seimbangan dari keduanya, akhirnya ada yang dominan dan ada yang terabaikan. Bergejolak yang seperti ini harus kita hindarkan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, yang akan membinasakan diri dan mentalnya.

Mungkin kita semua sudah sering mendengar, bahkan melihat orang-orang yang mengalami titik terendahnya. Apa yang mereka lakukan? Mungkin saat itu ia bingung apa yang akan mereka lakukan! Adanya ketidak pastian membuatnya berjuang mati-matian untuk mencari objek yang siap untuk memberikan komitmennya atau kepastian darinya. Agar apa? Agar ia terlepas akan jeratan sesaat yang bisa mematikan.

Saat-saat seperti ini, kita di perintahkan untuk menerima keadaan, akan tetapi tidak semudah apa yang di ucapkan.

Sulit rasanya untuk menerima di suatu kondisi yang tak tahu ujungnya, hanya bisa menjalankan dan mencoba untuk mencari jalan keluar yang bisa meredakan semuanya, meskipun hanya sedikit.

Mencoba berbagai hal, mungkin salah satu jalan untuk keluar dari itu.

 

Komentar