Belakangan
ini, banyak hal yang penulis dapatkan. Dari pengetahuan hingga pengalaman.
Sebagai insan yang penuh dengan
kekurangan, kerap kali ingin sesuatu yang lebih. Iya lebih baik dari yang lain.
Terkadang apabila kita merasa seperti itu, timbul sifat yang tidak baik tat
kala melihat orang lain lebih sukses atau pemberian Allah pada orang lain lebih
bagus darinya. Karena terlalu berlebihan menanggapi pemberian Allah pada orang
lain. Dia Selalu overthinking dengan
apa yang telah menimpanya. Menganggap tak lebih baik dari orang lain.
Penulis
punya cerita, “ada dua orang pemahat terkemuka di negerinya, dia diperintahkan
oleh raja untuk mengukir sebuah patung, dan masing-masing disediakan satu batu
besar. Dan diberikan waktu selama 1 bulan untuk menyelasaikan pahatan patung
dari batu itu. Siapa yang mengukir dengan indah, maka reward sudah di siapkan. Mulailah kedua pemahat itu membuka tirai
besar yang menghalangi antara mereka. Semuanya dibuat tertutup dengan tirai 4
sudut. Pemahat A yakin ia akan memenangkan-Nya. Disulaplah batu besar itu
dengan pahat sehingga menjadi sebuah patung yang indah.
Setelah
waktunya selesai, maka dibukalah tirai itu. Lalu nampaklah 2 patung besar
dengan pahatan yang sangat indah. Namun berbeda dengan pemehat A, setelah ia
melihat patung sebelahnya, dia merasa iri dan ingin meminta waktu tambahan
untuk meperbaiki pahatannya, karena menurut penglihatan-Nya patung disebelahnya
sungguh indah luar biasa, dan dia meminta tambahan waktu kepada raja untuk
memperindah pahatan-Nya. Maka di tambahlah waktu selama 2 minggu, sibuk dia
mencari celah untuk memperindah kembali pahatannya. 2 minggu sudah tiba, maka
dibukalah tirai itu. Dia lihat kembali patung disebalah, semakin bagus dari
sebelumnya. Mengkilap. Maka dia minta tambahan waktu kembali.
1
minggu waktu yang diberikan, dan ini kesempatan terakhir. Waktu berakhir dan
tibalah masanya untuk mepertunjukan hasil pahatan mereka. Pemahat A sangat
yakin ia akan memenangkannya. Namun apa di kata, setelah tirai itu dibuka, dia
melihat pahatan di sebelah yang berhadapan dengan pahatannya sangat indah lebih
indah dari sebelum-sebelumnya. Dia terduduk dan mengaku kalah dalam sayembara
itu. Tanpa mengetahui hasil pahatannya.
Apa
yang dilakukan pemahat B? sehingga pemahat A merasa kalah. Dia tidak melakukan
apa-apa, tidak berlebihan, hanya mengkilatkan batu itu sehingga bening seperti
kaca, sangat mengkilat sehingga memantulkan kilatannya. Lantas setiap kali
pemahat A melihat pahatan B lebih indah
bentuknya. Padahal itu adalah bayangan pahatannya yang terpantul oleh kaca pahatan
B yang sangat mengkilat.
Kredit poin-Nya adalah jangan selalu
melihat berlebihan pemberian Tuhan kepada orang lain. Tapi lihatlah apa yang telah Tuhan berikan
kepada kita, kebaikan tuhan kepada kita itu sungguh luar biasa nikmatnya. Hanya
saja kita selalu melihat negativ semua itu. Sehingga kita merasa di kerdilkan,
merasa tidak diadilkan, merasa diterbelakangkan, dan merasa sangat tidak
dipantaskan.
Tidak punya pekerjaan ngeluh, di
beri pekerjaan ngeluh bahwa kerjaan-Nya hanya sebagai tukang pikul, iri dengan
dia yang hanya menggoyang-goyangkan pulpennya, dan seterusnya. Dikasi sepeda,
minta motor, dikasi motor, minta mobil, di kasi mobil, minta pesawat. Selalu
merasa kurang, meskipun apa yang dia dapatkan sungguh jauh lebih baik dari
orang-orang yang di bawahnya. Masih saja kufur dengan nikmat itu.
Allah menegur orang-orang itu dalam Qalamnya.
"Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Tafsir
Quran Surat Ibrahim Ayat 7)
untuk itu belajar untuk selalu
bersyukur, agar kita terhindar dari azabnya Allah SWT. Dengan cara selalu
berfikir positif apa yang telah Tuhan berikan pada kita, ambil pelajaran dan
pelajari hikmahnya.
Bahkan Allah sudah berjanji pada
kita dalam Qalamnya,
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7).
Kita tidak tahu nikmat seperti apa yang akan
Allah berikan pada kita. Tidak ada yang tahu! Juga tidak ada yang tahu azab
seperti apa yang akan Allah berikan apabila kita kufur. Maka belajarlah untuk
mensyukuri nikmat Allah dengan selalu menyebut namanya.
Referensi :
Komentar
Posting Komentar