Langsung ke konten utama

Berfikir Positif dengan nikmatnya



Belakangan ini, banyak hal yang penulis dapatkan. Dari pengetahuan hingga pengalaman. Sebagai insan yang penuh dengan kekurangan, kerap kali ingin sesuatu yang lebih. Iya lebih baik dari yang lain. Terkadang apabila kita merasa seperti itu, timbul sifat yang tidak baik tat kala melihat orang lain lebih sukses atau pemberian Allah pada orang lain lebih bagus darinya. Karena terlalu berlebihan menanggapi pemberian Allah pada orang lain. Dia Selalu overthinking dengan apa yang telah menimpanya. Menganggap tak lebih baik dari orang lain.
Penulis punya cerita, “ada dua orang pemahat terkemuka di negerinya, dia diperintahkan oleh raja untuk mengukir sebuah patung, dan masing-masing disediakan satu batu besar. Dan diberikan waktu selama 1 bulan untuk menyelasaikan pahatan patung dari batu itu. Siapa yang mengukir dengan indah, maka reward sudah di siapkan. Mulailah kedua pemahat itu membuka tirai besar yang menghalangi antara mereka. Semuanya dibuat tertutup dengan tirai 4 sudut. Pemahat A yakin ia akan memenangkan-Nya. Disulaplah batu besar itu dengan pahat sehingga menjadi sebuah patung yang indah.
Setelah waktunya selesai, maka dibukalah tirai itu. Lalu nampaklah 2 patung besar dengan pahatan yang sangat indah. Namun berbeda dengan pemehat A, setelah ia melihat patung sebelahnya, dia merasa iri dan ingin meminta waktu tambahan untuk meperbaiki pahatannya, karena menurut penglihatan-Nya patung disebelahnya sungguh indah luar biasa, dan dia meminta tambahan waktu kepada raja untuk memperindah pahatan-Nya. Maka di tambahlah waktu selama 2 minggu, sibuk dia mencari celah untuk memperindah kembali pahatannya. 2 minggu sudah tiba, maka dibukalah tirai itu. Dia lihat kembali patung disebalah, semakin bagus dari sebelumnya. Mengkilap. Maka dia minta tambahan waktu kembali.
1 minggu waktu yang diberikan, dan ini kesempatan terakhir. Waktu berakhir dan tibalah masanya untuk mepertunjukan hasil pahatan mereka. Pemahat A sangat yakin ia akan memenangkannya. Namun apa di kata, setelah tirai itu dibuka, dia melihat pahatan di sebelah yang berhadapan dengan pahatannya sangat indah lebih indah dari sebelum-sebelumnya. Dia terduduk dan mengaku kalah dalam sayembara itu. Tanpa mengetahui hasil pahatannya.
Apa yang dilakukan pemahat B? sehingga pemahat A merasa kalah. Dia tidak melakukan apa-apa, tidak berlebihan, hanya mengkilatkan batu itu sehingga bening seperti kaca, sangat mengkilat sehingga memantulkan kilatannya. Lantas setiap kali pemahat  A melihat pahatan B lebih indah bentuknya. Padahal itu adalah bayangan pahatannya yang terpantul oleh kaca pahatan B yang sangat mengkilat.
            Kredit poin-Nya adalah jangan selalu melihat berlebihan pemberian Tuhan kepada orang lain.  Tapi lihatlah apa yang telah Tuhan berikan kepada kita, kebaikan tuhan kepada kita itu sungguh luar biasa nikmatnya. Hanya saja kita selalu melihat negativ semua itu. Sehingga kita merasa di kerdilkan, merasa tidak diadilkan, merasa diterbelakangkan, dan merasa sangat tidak dipantaskan.
            Tidak punya pekerjaan ngeluh, di beri pekerjaan ngeluh bahwa kerjaan-Nya hanya sebagai tukang pikul, iri dengan dia yang hanya menggoyang-goyangkan pulpennya, dan seterusnya. Dikasi sepeda, minta motor, dikasi motor, minta mobil, di kasi mobil, minta pesawat. Selalu merasa kurang, meskipun apa yang dia dapatkan sungguh jauh lebih baik dari orang-orang yang di bawahnya. Masih saja kufur dengan nikmat itu.
 Allah menegur orang-orang itu dalam Qalamnya.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Tafsir Quran Surat Ibrahim Ayat 7)
            untuk itu belajar untuk selalu bersyukur, agar kita terhindar dari azabnya Allah SWT. Dengan cara selalu berfikir positif apa yang telah Tuhan berikan pada kita, ambil pelajaran dan pelajari hikmahnya.
            Bahkan Allah sudah berjanji pada kita dalam Qalamnya,
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7). 
            Kita tidak tahu nikmat seperti apa yang akan Allah berikan pada kita. Tidak ada yang tahu! Juga tidak ada yang tahu azab seperti apa yang akan Allah berikan apabila kita kufur. Maka belajarlah untuk mensyukuri nikmat Allah dengan selalu menyebut namanya.



Referensi :

Komentar