Langsung ke konten utama

Semua Pandanganmu dan Pencapaianmu adalah Fitnah



Tidak semua orang tahu kalau yang diperolehnya selama ini adalah bahan perbincangan bagi orang lain. Kenapa tidak, bagi kita hal-hal yang memang sudah di dalam genggaman akan menjadi sebuah prestasi yang menjulang. Dibalik semua itu ada system otomatis atau system manual yang mengubahnya menjadi suatu bahan perbincangan yang tak mengenakan.

Ada orang-orang yang memang cenderung untuk menilai seberapa besar dan seberapa hina pencapaian kita. Mereka tidak peduli seberapa besar dan seberapa kerasnya proses perjuangan kita dalam mencapai hal tersebut. Yang mereka tahu adalah hasil dari pencapain yang telah kita raih, bukan sebuah alasan lagi mengapa setiap orang memiliki sudut pandang yang bebeda-beda. Bagi mereka yang selalu tersudut pada hal yang positif, maka mereka memandang hal itu sebagai anugrah Tuhan untuk mereka. Sedangkan bagi mereka yang pemikirannya selalu berkutat pada hal negatif,  maka ia memandang itu sebagai masalah.

Kelebihan dan kelemahan orang lain dalam menilai kita itu ditentukan dari isi hatinya, diukur dari betapa besar dia memiliki rasa simpati atau rasa iri terhadap kita. Sebesar apapun kebaikan dan pencapain kita jika dia memang sangat tidak suka terhadap apa yang kita lakukan maka hasilnya akan nol. Sebaliknya, dari rasa simpati menurun ke sifat yang saling mengokohkan dan menghargai setiap proses dan jalan yang kita tempuh, sehingga tercipta lingkungan yang damai serta saling support dan bahu membahu dalam hal yang positif. 

Kelemahan kita menilai seseorang terletak pada kesombongan yang melekat pada diri kita sehingga terbentuk karakter yang egois, gak mau kalah dengan orang lain, dan merasa kalau dialah yang paling benar dan paling hebat dari yang lainnya. Sehingga pandangan kita condong pada kekurangan-kekurangan dari orang lain.

Pada dasarnya bukan mereka tidak mau menghargai kita dan seterusnya, melainkan mereka iri terhadap hal-hal itu. Mereka bisa kenapa aku tidak? Fikiran mereka selalu terobsesi terhadap perkara yang memang ia tidak bisa berproses dbidang itu.

Maka jangan salahkan apabila perkara itu menjadi trending topik yang hangat di lingkungan mereka. Kita yang dijadikan objek olehnya, setidaknya mampu menahan amarah, agar tidak terpancing oleh jebakan yang sengaja di sediakan. Jika itu kita lakukan maka timbul rasa ikhlas menerima segala ujian yang datang dari-Nya. Lama-kelamaan akan terbangun sebuah komunikasi yang syarat akan makna kehidupan.

Namun, apabila itu terus terjadi pada diri kita, cobalah untuk mencari lingkungan baru yang mengahargai setiap Tindakan ikhlas dari kita. Bukan hanya Ketika dibutuhkan saja dia ada, melankan setiap perbuatan kita mereka buka ruang untuk yang lainnya dapat merasakan dan melihat betapa tulusnya kita.

Jadi jangan salahkan mereka, jika setiap pandangan dan pencapaian kita fitnah oleh orang lain. Ingat Allah lebih suka dengan orang yang memaafkan dari pada tidak sama sekali. Untuk itu cobalah mengerti dengan situasi dan kondisi yang saat ini anda rasakan. Jangan sampai hal itu akan berdampak negatif terhadap diri kita sendiri.

 

Komentar