Langsung ke konten utama

Musibah terbesar di dalam diri kita adalah ...

 


 Musibah tersebar dalam hidup kita adalah di tolak oleh Allah SWT (Ustad Hanan Attaki)

Siapa yang mendapatkan Allah maka dia akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat, dan barang siapa kehilangan Allah maka dia kehilangan dunia dan akhirat. Diantara manusia ada yang mengatakan dia beriman pada hari akhir, dengan dibuktikan dengan banyaknya hal-hal sunah yang ia kerjakan, tapi pada dasarnya dia bukanlah orang yang beriman kata Allah. Allah tau apa yang ada di hati mereka, baik dia beriman atau tidak.

Ini tentang isi hati yang ada di dadanya, bukan perkara nampak yang selalu ia kerjakan, tapi yang ada di dalamnya, bagaimana ia bisa menjadikan itu sebagai jalan baginya menuju Ridhonya Allah SWT.  

Ada orang yang puasa, umroh, haji, dan perbuatan lain yang mendekatkan diri pada Allah, namun masih di tolak oleh-Nya. Kenapa? Karena nabi mengatakan:

“Allah tidak melihat penampilan kita, harta kita, perbuatan kita, tapi Allah melihat niat kita. Apakah kita benar-benar beriman atau hanya sebagai ucapan. Allah maha tahu dengan apa yang kita perbuat dan di dalam hati kita”.

Sebab hati kita kurang dekat dengan Allah, sebab hati kita belum ikhlas dalam menjalankan perintah Allah, sebab niat kita masih bukan untuk Allah. Kita masih sering menipu Allah dengan tindakan-tindakan kosong yang kita lakukan, seakan-akan itu bisa mengelabui-Nya yang mencakupi seluruh alam ini. Sejauh mana pun dan sedalam apa pun kita bersembunyi, tetap dapat dijangkau oleh-Nya, kita tidak bisa kemana-mana alam ini kecil bagi-Nya dan dia mencakupi segalanya.

Kita bisa apa? Kalau perbuatan itu terus kita perbuat, maka tidak akan ada kata bahagia untuk kita di akhirat-nya, coba bayangkan, rahmat seluas ini masih saja kita abaikan, lupa untuk bersyukur. Padahal Allah sudah memberikan janjinya pada kita, kalau kita bersyukur maka akan di tambah nikmatnya.

Lupa kalau Tuhan selalu memantau apa yang kita perbuat, menilai setiap tindakan yang kita lakukan, hasilnya nanti tergantung apa yang ada di dalam, bukan yang nampak yang selalu kita bangga-banggakan. Inilah musibah terbesar bagi kita, kita selalu mengira apa pun yang kita perbuat semuanya benar, padahal niatnya banyak yang tak sejalur, melakukan hanya untuk disanjung dan diomongkan banyak orang. Cobalah untuk mengubahnya, agar semua yang kita perbuat tidak habis gitu-gitu saja, biar ada nilainya dan bisa kita tampilkan sebagai pembelaan kelak di hari akhir ketika hisab dilakukan.  

Komentar