Menaruh harapan pada manusia, adalah seni sederhana untuk menderita. Cara yang diimplementasikan saat ini adalah sebuah hal yang tidak patut untuk di laksanakan, tidak patut untuk di contoh dalam melangkah jauh ke depan. Karena hal yang kita kerjakan saat ini akan berpengaruh terhadap apa yang kita dapatkan kelak.
Terlalu berharap akan
penilaian orang lain adalah salah satu bentuk ketidak percayaan terhadap diri
sendiri. Akibatnya akan depresi dengan penilaian yang berlebihan dari orang
lain yang apabila kita acuhkan, akan mengantarkan kita keluar dari jebakan
pengharapan terhadap manusia.
Memang sulit rasanya
untuk tidak bergantung pada manusia, karena memang itu sudah menjadi fitrahnya
manusia. Dia yang berharap dan dia juga yang merasa di kecewakan, akibatnya
rasa kecewa itu semakin menjadi-jadi dan menghancurkan dirinya sendiri.
Sadar akan perbuatan
itu, akan menaruh perhatian lebih kepada tujuan hidup kita, bukan pengharapan
terhadap manusia. Sibukkan diri kita dengan hal-hal yang menjadi penunjang
untuk mencapai tujuan dalam hidup kita.
Jika kita terus
berharap, maka penderitaan itu tidak akan pernah hilang dari kehidupan kita,
selalu hadir dengan sendirinya, bukan salah mereka atau pun yang lainnya, tapi
salah diri kita sendiri yang bergantung pada tempat yang salah.
Padahal, ada tempat yang
sudah tersedia untuk kita mengaduh, bersimpuh, dan mengeluarkan semua hal yang
ada dibenak kita, Dia siap untuk mendengarkan setiap keluh kesah yang kita
sampaikan padanya. Dialah tempat untuk kita berharap, tiada tempat yang lebih
sempurna kecuali Dia. Maka utarakanlah padanya, jangan sesama manusia, nanti
kamu akan merasakan penderitaan yang luar biasa.
Komentar
Posting Komentar