Langsung ke konten utama

Supaya Sama



 

Dulu, sejarah kita berbeda, aku sibuk dengan aktivitasku dan kau sibuk dengan aktivitasmu. Kau sibuk dengan kesenanganmu, dan aku sibuk dengan kesenanganku. Sampai lupa, kalau kita pernah duduk berdampingan.   

Kini, kita menciptakan sejarah yang sama, di waktu yang sama, di suasana yang sama, dan di tempat yang sama. Aku bercerita tentangmu, dan kau bercerita tentangku. Sampai-sampai kita lupa, kalau mata kita beradu tepat bertatap. Hening sementara … sebelum kau pura-pura batuk, dan membuatku salah tingkah.

Campur aduk, entah apa yang merasuk, posisi duduk seakan selalu salah. Entah apa yang dirasa, tidak bisa untuk digambarkan, takut untuk diucapkan, takut tidak sesuai dengan apa yang di rasakan.

Berbaur dengan sendirinya, mencampur adukan supaya terasa sama, terlihat sama, dan yang sebenarnya sama. Aku pasrah, membiarkanmu menikmati indahnya Kata-kata, tertegun aku melihat tingkahmu, seolah hanya aku yang ada di kelopak matamu. Kubiarkan dirimu menikmatinya sesaat, sebelum aku mengungkapkan yang sebenarnya.

Lambat laun kau pun paham, apa yang sebenarnya yang kumaksud, apa tujuanku, dan apa mauku! Namun aku segera meluruskan pembicaraan, agar berjalan dua arah seperti apa yang kita inginkan.

Kau pun bilang, “Aku siap menjadi bunga yang bermekar indah, di wadah yang siap untuk menampungnya, merawatnya, dan memberikan pupuk serta siraman airnya.”

Kita pun tertawa, di hadapan bulan yang menjadi saksinya.

Komentar