Langsung ke konten utama

Sedetik saja



Hening malam yang menyelimuti naluri dan hati. Berpijak pada bumi, yang di sinari oleh bulan yang berseri.

Tidak ada tujuan yang tampak jelas, hanya jalan setapak yang memediai. Aku tampak puas akan kehadirannya malam ini, meskipun hanya sesaat, sesingkat, namun sangat berarti.

Ia hadir di antara bintang yang berkedip, menampilkan sepercik cahaya yang sungguh sangat berarti.

Hati kecil pun berkata, 'Sungguh indah hadirmu. namun, menyiksaku tat kala kau pergi.'

Iya! aku tak kuasa menopang diri agar tidak rapuh, menadah air mata yang mengalirkan diri agar tak terjatuh, dan menahan rasa yang ingin selalu denganmu seutuh.

Tolong! jangan biarkan aku untuk merindu. Karena kehadiranmu selalu kutunggu, meskipun hanya sepercik cahaya yang engkau kirimkan untukku.

"Karena aku, selalu ingin bersamamu!" Ucap malam pada siang, yang selalu berganti peran.

 


Komentar