Hujan di bulan Desember, bukan seperti hujan di bulan Juni.
Hujan di bulan Juni, menceritakan kisah kasih dua
sejoli. Penuh, akan indahnya syair-syair di setiap kalimat yang disaji.
Hujan di bulan Desember, bukan hanya menjatuhkan air
mata, akan tetapi lebih dari itu. Penuh duka, penuh makna, penuh korban, dan
penuh akan arti kesabaran.
Di bulan Desember, kita sudah melihat bagaimana Tuhan
menurunkan rahmat-Nya, menurunkan cobaan-Nya, menurunkan ujian-Nya, dan lain
sebagainya. Supaya apa? Supaya kita bisa mengambil pelajaran darinya, mengambil
hikmah dari setiap kejadian yang ada.
Banyak kasus yang sudah di unduh-Nya, menyebar luas di
dunia maya, sebagian kita merasakan dampak dari apa yang sudah di turunkan-Nya,
serta sebagian dari kita hanya bisa berdo’a dan menaruh simpati kepada mereka.
Baru-baru ini, mungkin kita sudah melihat bagaimana
Tuhan menurunkan ujian-Nya di Negara kita, salah satu gunung tertinggi di Jawa,
dan juga salah satu gunung berapi tertinggi di negara kita. Kembali mulai
berulah, maka berdampak kedaerah sekitarnya.
Bukan hanya sekali, namun sudah berkali-kali ia menampakkan
dan meluapkan emosinya. Dengan cara apa? Dengan cara mengeluarkan lava dan
laharnya.
Air mata pun berguguran jatuh dari tempatnya, banyak
makhluk bernyawa mengakhiri hidupnya. Bukan kemauan mereka, namun takdirlah
berkata.
Semoga mereka, yang mengalami dampaknya, diberikan
kesabaran, keikhlasan, dan ketulusan dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya.
Maa syaa allah
BalasHapusmasyaalloh buat apa kak? hehe
Hapus