Langsung ke konten utama

TEMPAAN UNTUK MENJADI KUAT

 


 

Sebagai hamba yang kuat, pastinya kita akan selalu menjadi bahan percobaan, dan contoh untuk yang lain dalam menjalani kehidupan. Kehidupan yang sangat mudah, dan berjalan lurus bagi mereka yang selalu bersyukur, dan menikmati setiap proses yang dihadapi. Kehidupan yang rumit, dan berbelit bagi mereka yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan, dan tidak mempelari setiap kejadian yang sedang menimpanya saat ini.

Beragam hal yang mereka lakukan untuk bisa menyesuikan keadaan yang menjadikannya bahan percontohan baik atau buruknya. Kita hidup sekarang ini, akan menjadi contoh untuk generasi selanjutnya, baik itu yang bagus-bagusnya atau contoh yang buruk-buruknya. Tinggal kita yang memilih, mau di contoh baiknya atau buruknya.

Maka lakukan apa yang mau kalain lakukan, terus fokus terhadap apa yang sedang dilakukan sampai hal itu benar-benar selelsai untuk di kerjakan. Sulit? memang, karena itu adalah proses tempaan yang memakan banyak waktu dan uang. Namun apabila kita lulus dalam menjalankannya, maka akan tercipta bentuk nyata yang akhirnya akan menjadi peluang.

Negara kita penuh dengan ornamental, dari budayanya, bentuk rumah tradisionalnya, bahkan alat tradisionalnya, seperti kris, dan yang lain sebagainya. Pernah tau bagaimana proses pembuatan kris yang sungguh indah itu? bentuknya yang unik, bergelombang namun penuh makna, padahal hanya sebagai alat untuk pertunjukan, dan pajangan semata, itu sekarang. Kalau dulu alat itu dijadikan sebagai alat pembunuh dan berkelahi bagi kaum bangsawan.

Menarik! dalam pembuatannya, besi yang di gunakan bukan sembarang besi, bukan besi karatan atau besi tipis yang menjijikan. Melainkan besi tebal yang memang layak untuk di jadikan bahan pembuatannya, proses pembuatannya tidak sembarangan, di panggang di tempat pemanggangan besi hingga merah, lalu di angkat dan dipukul hingga ia padat, di tempa terus hingga tidak bisa lagi untuk ditempa, begitu seterusnya hingga besinya benar-benar padat dan layak untuk dicetak seperti kris.

Nah, untuk menciptakan alat seperti kris aja, ia butuh temapaan dan proses yang lama sehingga tercipta alat yang sunguh indah dan sangat ornamental.

Begitu juga dengan kita, kalau mau indah, beornamnetal, dan padat sepertii kris maka kita perlu tempaan yang tak biasa, perlu di bakar hingga merah, perlu pukulan yang berulang kali hingga padat dan kuat. Namun pertanyaannya apakah kita mampu menerima tempaan itu? Jawabannya kemungkinan dua, bertahan dalam kesakitan atau bertahan menuju proses penciptaan. Tinggal bagaimana kita menyikapinya, apabila kita bertahan dan menikmati prosesnya maka kita keluar sebagai pemenang bukan pecundang.

   

Komentar