Bodohnya
aku, menyia-nyiakan orang yang benar-benar tulus ingin bersamaku. Aku terlalu
buta, membiarkannya bernostalgia dengan perasaannya sendiri. Membiarkannya
menahan tangis yang tak berkesudahan akibat ulahku. Membiarkannya seperti orang
yang tak tahu arah pulang.
Bodohnya
aku. Menyia-nyiakan orang yang benar-benar tulus menerima aku apa adanya. Dia
tidak melihat siapa aku? Dia tidak pernah berfikir idealis dan materialistis
terhadapku. Yang dia pikirkan hanyalah ingin tertawa dan bahagia bersamaku.
Bodohnya
aku. Aku membiarkannya begitu saja, aku tidak peduli dengan apa yang dia
rasakan, malahan aku menjauh, sejauh ia tidak bisa melihatku
Bodohnya
aku, memilih orang lain, yang sedikit pun tidak ada rasa padaku. Memilih orang
lain yang aku mencintainya, namun ia ogah menerima itu. Memilih orang lain,
yang akhirnya aku berjuang sendiri, dan rasa ini bertepuk sebelah tangan.
Sekarang
aku kembali. Kembali kepada dia yang dulu sangat mengagumiku. Namun sayang,
semuanya terlambat. Dia sudah bahagia dengan orang yang tepat, dia sudah berhasil
menghapus luka yang pernah kutoreh, dan dia sudah mampu membuang jauh rasa,
yang sempat menggelogoti kebahagiannya.
Sekarang
dia berhasil, berhasil melupakan orang yang pernah menyia-nyiakannya, berhasil
menghapus luka yang pernah bersarang di dadanya, dan berhasil mengembalikan
raut kebahagian yang pernah ia rasa di dahulu kala.
Dan
sebaliknya, aku gagal! Gagal memiliki orang yang tak pernah sedikit pun ada
rasa terhadapku. Gagal membuatnya jatuh di pangkuanku. Dan gagal menaruh rasa
nyaman terhadapnya.
Akhirnya,
aku kehilangan kedua-duanya. Orang yang memperjuangakanku dan orang yang
kuperjuangkan. Satu pergi dengan rasa yang baru, dan satu pergi dengan tidak
pernah ada rasa.
Terima
kasih pengalaman! dengan kejadian ini, aku bisa belajar. Belajar untuk bisa
menghargai orang yang sedang berjuang untuk bisa bersamaku, belajar! yang bukan
hanya bisa memperjuangkan, akan tetapi menghargai perjuangan.
Biarlah
ia yang pernah aku perjuangkan pergi, aku bisa belajar darinya, untuk
menghargai perjuangan mereka yang sedang memperjuangkanku. Memilih boleh, tapi
tidak untuk menolak!
Komentar
Posting Komentar