“Muda berkelana, Tua bercerita” (Humaidi)
Sebuah
ungkapan yang menggambarkan, arti dari sebuah perjalanan untuk kaum muda baik
dulu maupun kini. Sebuah tekad yang kuat, dan kemauan yang besar, sehingga
membuatnya semakin menjadi-jadi dalam meraih impiannya. Berkelana di negeri
orang, bercerita saat pulang. Namun jika tidak, tunggulah masa tua kita kelak,
lalu ceritakan pada anak dan cucu.
Pada
dasarnya, kita semua ini adalah para perantau yang akan kembali pada kampung
aslinya, yang sebanar-benarnya kampung halaman. Tidak ada yang bisa menghindar
dari kapung asli itu, tinggal bagaimana kita memikirkannya. Apa yang harus kita
bawa pulang? Dan bahagia atau tidak orang kampung ketika melihat kita pulang
baik dalam keadaan tangan kosong, berisi, atau tidak ada sama sekali.
Jangan
lupa arah pulang, karena kebanyakan manusia saking asik nya berkelana sampai
lupa arah pulang, dan juga harus diperjelas tujuan awal kita dalam berkelana,
apa yang harus kita raih, apa yang harus kita perjuangkan ketika berada di
perantauan, dan pastinya harus ada hasil untuk kita bawa pulang.
Di
tanah perantauan banyak hal yang akan kita dapatkan, selain pengalaman juga
terdapat pelajaran dan kesabaran. Pasti banyak hal-hal baru yang kita temui,
mulai dari manusianya, karakter setiap individunya, dan budaya yang ditampilkan
di setiap daerahnya.
Bahkan
sebuah nasehat pernah di lontarkan oleh Al-Imam Asy-Syafi’I, “Merantaulah,
kau akan mendapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan,
(kerabat dan kawan), berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah
berjuang.”
Tidak
ada alasan untuk kita bersantai di masa muda, menikmati indahnya kehidupan di
masa tua, jika mau ada yang diceritakan untuk anak dan cucu kelak, maka
merantaulah untuk mencari bahan sebagai alat untuk kita ceritakan pada mereka.
“Merantaulah! Jika engkau ingin mendapatkan hal yang baru, dan pengalaman baru” (Lokdai23)
Komentar
Posting Komentar