Secara
bahasa, nafsu adalah kecintaan terhadap sesuatu sehingga rasa cinta itu bisa
menguasai hatinya. Rasa itu sering menjerumuskan orang terhadap hal-hal yang
melanggar aturan. Sedangkan secara syariat, dia diartikan sebagai sifat yang
mendorong untuk menyukai sesuatu dengan cara yang berlebihan, sehingga keluar
dari ajaran.
Nafsu
tidak bisa untuk di hilangkan, karena nafsu adalah bagian dari manusia. Tapi
jika berlebihan ia akan menyesatkan, maka dari itu belajar untuk menundukkan
dan menjinakkan hawa nafsu, agar ia bisa di kontrol dan tidak membuat keonaran
yang akan menjaga pemiliknya.
Nafsu
sungguh besar dampaknya, orang yang terus mengikuti nafsunya tidak akan pernah
mementingkan aturan yang ada, baik agama maupun negara. Hawa nafsu terus ia jadikan
sebagai tolak ukur dalam melakukan suatu hal. Padahal Syaikhul islam
Rahimahullah berkata, “Fondasi agama adalah mencintai karena Allah, menjauhi
karena Allah, membenci karena Allah, mendukung karena Allah, takut karena
Allah, memohon pertolongan karena Allah, berharap dan memberi karena Allah, dan
menghalangi juga karena Allah.”
Semuanya
karena Allah, bukan hawa nafsu semata. Jangan jadikan diri kita sebagai budak
hawa nafsu. Tapi cobalah untuk bisa menjinakkan hawa nafsu, sehingga ia bisa
menjadi teman perjuangan yang akan menghantarkan kita ke tempat peristirahatan
terakhir dengan selamat.
Jika
sekarang sedang bergelut dengannya, dan susah untuk melepaskannya. Cobalah
untuk melakukan hal-hal bermanfaat yang membawa kita ke dalam aktifitas yang
positif, sehingga kita lupa akan perintahnya yang menjauhkan kita pada Sang
Pencipta.
Bukankah
Allah sudah menjanjikan kepada kita sebagai hambanya yang bisa menahan diri
dari hawa nafsu, akan di berikan ganjaran yang luar biasa, “Dan adapun
orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya syurgalah tempatnya.” (QS. An-Naziat:
40-41).
Allah
tidak pernah ingkar terhadap janjinya. Maka lakukanlah, tinggalkan hal-hal yang
tidak ada manfaatnya bagi kita. Semoga Allah selalu membimbing hati kita, dan
kita mampu menundukkan hawa nafsu dengan sebaik-baiknya.
Tuhan
(Allah), hanya engkaulah tempat memohon pertolongan. Sedangkan yang ada ini,
adalah perantara yang engkau kirimkan untuk mendapatkan ampunan, dan hidayah
dari Mu.
Komentar
Posting Komentar