Halo
sobat, di hari yang cerah ini, saya ingin sedikit berbagi tentang kedewasaan yang
kita miliki. Ternyata, kedewasaan itu banyak terbagi dalam kategorinya, salah
satunya adalah kedewasaan emosional, yang telah kita sepakati bersama bahwa
emosional itu merupakan suatu tindakan yang apabila kita lakukan hanya dua
kemungkinan yang terjadi, kehancuran atau menangguhkan.
Karena
emosi, bisa berdampak yang tidak sewajarnya terjadi, orang akan menunjukan
sifat aslinya jika emosional nya sudah melampaui batas, juga bisa sebaliknya,
apabila ia bisa mengendalikan emosional nya yang tidak stabil, sehingga bisa menciptakan
suasana yang tetap kondusif.
Secara
emosional, seseorang yang dikatakan dewasa apabila dia dapat menguasai dirinya
sendiri, serta mampu menerima emosi dengan sewajarnya. Artinya adalah, apapun
keadaannya atau apapun emosi yang dirasakannya saat itu, ia tetap mampu
menguasai dan mengelolanya dengan baik. Tanpa adanya intervensi rasa takut dan
gelisah, sehingga bisa mengontrolnya dan tidak merugikan orang lain.
Kedewasaan
emosional sebenarnya mudah untuk dilakukan, kalau kita sudah mampu
menjinakkannya dengan cara kita sendiri, karena yang tau stabilitas tingkat
emosi kita itu adalah kita. Jadi yang mampu untuk mengendalikannya, ya kita!
bukan orang lain.
Orang
yang sudah terlatih Kedewasaan Emosional nya ditandai dengan mampu nya dia
dalam mengelola suatu kondisi yang tidak normal atau sedang panas-panasnya,
namun tetap kondusif dan stabil, sehingga orang-orang sekitar tidak mengetahui
adanya sifat negatif yang tertanam di dirimu sendiri.
Oleh
karena itu, orang yang sudah mampu memiliki kedewasaan emosional adalah mereka
yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Kecerdasan bisa diasah dan di tingkatkan,
maka emosi juga bisa dikelola dan mampu membawa objeknya ke arah yang
sewajarnya.
Tidak
berlebih-lebihan dalam menanggapi masalah, dan tau dalam menyelesaikannya,
serta mampu mengendalikannya ke arah yang positif adalah bentuk nyata
kedewasaan emosional.
Jadi,
coba dari sekarang kita latih tingkat emosional kita dalam menghadapi
permasalahan, dan kejadian yang tidak mengenakan yang dirasakan. Sehingga
tercipta hal yang memang diinginkan, kalau bukan kita yang mampu untuk
mengubahnya, siapa lagi?
so,
lakukan, jangan ada lagi penundaan!
Referensi:
Pensiun bermartabat (Yusron Aminulloh).
Komentar
Posting Komentar