Langsung ke konten utama

Ah … sudahlah😅

 



Doa selalu berkumandang, usaha telah dikerahkan, hasilnya tinggal Tuhan yang menentukan. Banyak cara yang bisa untuk dilakukan, tinggal bagaimana cara untuknya menggerakkan. Memilih jalan yang menurutnya layak untuk dilalui, memilih jalan yang pantas untuknya meninggalkan cerita lama, dan membuat jalan yang bisa untuk memberikan contoh pada mereka yang membutuhkan.

Tapi, apalah arti dari semua ini, jika tidak memunculkan raut bahagia di wajah, dan hati yang bersahaja. Melakukan segala cara, untuk bisa merasa tenang dan bahagia seperti mereka. Mungkin apa yang kita lihat tentang kebahagiaannya, adalah luka yang mendalam yang ia rasa, adalah luka yang pedih untuk diungkapkan olehnya, lalu ia pendam, lalu ia balas dengan senyum palsu yang meresahkan.

Kalau boleh saran! Coba deh lepas kebohongan yang engkau pasang! Cobe deh lepas ke pura-puraan yang selalu bersemayam! Aku muak dengan segala hal yang kau buat, tapi esensinya bukan engkau yang pegang erat.

Percuma kawan! Engkau pasti akan letih dengan kepribadian yang engkau buat-buat. Kelak engkau pasti akan merasakan, bagaimana rasanya ketika sudah tak dipandang, dan bagaimana rasanya seperti sampah dibuang.

Hei … engkau hanya dimanfaatkan! Kau hanya diletihkan! Engkau hanya dibuat seperti robot yang selalu bergerak, tanpa memandang banyak hal yang engkau rusak. Engkau sudah dipermainkan!

Hei … sadar! Aku bukannya sok-sokan untuk menceramahi, tapi aku peduli, empati dengan rasa yang engkau implementasikan sejak dini. Padahal itu bukan untukmu sendiri, tapi untuk mereka yang sok akan simpati.

Ah … sudahlah, percuma aku mengaung seperti ini, jika tidak ada tindakan dari dirimu sendiri. Aku hanya bisa mendoakan, semoga engkau lekas menemukan jati diri! Diri yang seharusnya engkau bahagiakan, bukan engkau terlantarkan seperti tak bertuan.

Coba tengok diri! Sebelum tengok orang!

 

Komentar