Pepatah
mengatakan, “Setiap pertemuan pasti ada perpisahan.” Entah dipisahkan karena
perjalanan jauh, entah dipisahkan karena jarak dan waktu, entah dipisahkan karena
rindu yang tak berkesudahan, atau dipisahkan keran maut yang tak bisa untuk dielakkan.
Perpisahan
adalah suatu seni untuk merayakan kehilangan, kehilangan hal-hal yang berarti
dan tidak berarti di dalam kehidupan. Mau diterima atau tidak, mau
mengikhlaskan atau tidak, ia akan berjalan pelan meninggalkan.
Sebelumnya,
mungkin kita tidak mengerti akan keadaan yang mendefinisikan, tidak mengerti
akan kedaan yang mendeskripsikan, acuh tak acuh adalah hal yang paling kita
perjuangkan sebelum kenyataan pahit yang membuat pelajaran.
Kita
baru benar merasakan keberadaan, ketika kita kehilangan. Kehilangan hal yang
tidak pernah terpikirkan, yang dirasa aman, yang dirasa akan selalu ada
bersamaan, yang dirasa akan selalu berteman. Namun kenyataan pahit membuktikan,
bahwa ia layak untuk diperjuangkan.
Telat!
Sudah telat untuk memberikan perhatian, memperjuangkan, memberi kebahagiaan dan
lain sebagainya. Ia sudah pergi! Pergi bersama dengan kenangan yang mencekam.
Tolong! Yang masih bisa merasakan keberadaan, jangan pernah membuat kekecewaan yang mendalam, takut menyesal yang dirasakan. Jika hal itu yang terjadi, tidak berguna penyesalan yang diaung-aungkan. Karena ia telah pergi, jauh meninggalkan.
Yang
bisa untuk kita perbuat, adalah merasakan! Merasakan energi yang masih mencekam
di sekeliling kita yang ditinggalkan, ambil pelajaran, jangan dibiarkan! Dan jangan
pernah untuk di ulang!
Hal
yang berat adalah kehilangan orang-orang yang belum sempat kita bahagiakan. Maaf,
jika rasa ini telat untuk diciptakan! Maaf, jika penghargaan ini hanya sebatas
teman! Dan maaf, jika kehadiran ini hanya merusak kebahagiaan.
lihat tulisan lainnya: catatankecil2020.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar