Akhir-akhir
ini, aku bertemu dengan seorang kawan yang sedang bergulat pada tugas akhirnya.
Mondar mandir di perpustakaan, katanya si mencari referensi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Setelah itu, sering keluar masuk ruangan pejabat tinggi
di kampus tempat ia mengenyam pendidikan, katanya sih ingin bimbingan.
Namun
beberapa hari ini kulihat dia tidak seperti biasanya, semangatnya mulai
memudar, kerja kerasnya mulai menurun, bahkan sering bermalas-malasan di
kontrakan. Katanya sih gara-gara dosen pembimbing yang susah untuk diajak
komunikasi, buat janji hanya untuk memenuhi harapan bukan untuk ditempati,
bahkan ketika sudah di depan ruangan dan berpapasan dengan orang yang
bersangkutan, malah disuruh pulang dengan alasan, “Bapak, masih ada kegiatan!”
atau, “Bapak, masih ada urusan, nanti saja, ya!” Mudah sekali menyatakan, namun
sulit untuk mempertanggungjawabkan.
Kadang
aku juga merasa iba melihat teman sedang diuji kesabarannya. “Lapor saja sama
Kaprodi, biar diganti pembimbing yang baru, dan memudahkanmu untuk berinteraksi
soal skripsi yang sedang engkau garap ini.” ujarku memberi saran.
Dia
hanya menjawab, “Iya.” Tapi tidak ada tindakan nyata yang keluar darinya, masih
saja kulihat ia bergulat dengan handphone dan kasur indah miliknya.
“Hei,
jika kau begini terus, kapan masalahmu bisa habis, bukankah tugas akhir
ini salah satu hal yang harus engkau selesaikan, sebelum engkau pulang dengan
membawa berita gembira pada orang-orang yang sudah lama menunggu hasil
perjuangan.” ujarku demikian.
“Bukankah
tugas ini yang harus kamu selesaikan? hal yang sudah kau mulai, sangat
disayangkan jika kau tinggal. Mana rasa tanggung jawabmu kepada orang-orang yang sudah percaya padamu. Ia menunggu dengan rasa haru, dan tak sabar untuk bertemu
denganmu.”
“Ini adalah salah satu hal yang harus kau hadapi, halangan ini hanya bagian terkecil untuk mencapai apa yang kau inginkan kemudian, jikalau kau terus bermalas-malasan, dan tidak ada niat untuk menyelesaikan, sampai kapan pun akan tetap begini, bahkan malah memperburuk kedaan. Saranku, segera engkau selesaikan, sebelum timbul penyelesaian.” Ucapku panjang lebar padanya.
Entah masuk atau tidak, yang pasti tugasku sebagai teman sudah terealisasikan. Sisanya tinggal dia yang memikirkan, mau lanjut, atau berhenti tengah jalan.
Buat
orang-orang penting, berilah kami kemudahan dalam berinteraksi, agar tidak ada
aksi yang terhenti. Supaya kami bisa menjalankan amanah ini dengan hati-hati,
dan menyelesaikannya dengan secara teliti. Agar tidak ada penyesalan di suatu
hari nanti.
Terima kasih🙏
Komentar
Posting Komentar